Covid Membuat Perekonomian Benua Afrika Makin Sulit
Benua Afrika sangatlah besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kendati terdapat 54 Negara di Benua tersebut, sayangnya masyarakat yang hidup di Afrika rata-rata miskin.
Investasi, pertumbuhan pendidikan, kesehatan, dan sumber daya manusia adalah beberapa faktor yang membuat negara-negara di Afrika miskin. Efek dari pandemi Covid-19 membuat Afrika semakin miskin karena sejumlah faktor, salah satunya hilangnya banyak lapangan kerja. Walaupun begitu, benua Afrika memiliki potensi yang sangat besar. Dengan 1,2 miliar penduduk, benua Afrika memiliki potensi besar untuk dapat berkembang dengan cepat.
Benua Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia. Ukurannya meliputi 20,3 persen dari seluruh total daratan bumi atau setara dengan 30.224.050 km persegi. Di Afrika terdapat banyak objek wisata mendunia, seperti sungai Nil, gurun Sahara, dan gunung Kilimanjaro. Sayangnya Afrika dikenal sebagai benua miskin dengan jumlah penduduk mencapai 1,2 miliar jiwa. Sekitar satu setengah dari penduduknya itu hidup di bawah garis kemiskinan dan 15 persennya tidak memiliki pekerjaan. Pada 2016, Gross Domestic Product atau GDP per kapitanya menurun sebesar 11 persen, meski pada 2019 sudah membaik.
Sebelumnya, lembaga keuangan multilateral memperkirakan Afrika akan terjerat resesi dengan penurunan laju PDB sebesar 1,7 hingga 3,4 persen pada tahun ini. Proyeksi itu merosot 5,6 hingga 7,3 poin persentase dari perkiraan sebelum pandemi. Dalam laporan African Economic Outlook dijelaskan, sekitar 425 juta penduduk Afrika sebelumnya sudah hidup di bawah garis kemiskinan internasional, dengan pendapatan sekitar 1,9 dolar AS per hari pada 2020. Pada masa covid-19, krisis kesehatan dan penutupan wilayah (lockdown) semakin memukul perekonomian, lapangan kerja dan pendapatan warga sehingga AfDB memprediksi wabah corona bakal menghilangkan sekitar 24,6 juta hingga 30 juta lapangan pekerjaan di Afrika.
Kendati demikian, sesungguhnya Benua Afrika mempunyai banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk membuat banyak hal. Tidak hanya itu, mereka juga mempunyai 1,2 miliar penduduk yang bisa menjadi pasar yang sangat potensial bagi berbagai produk. Dengan potensi-potensi ini, Afrika seharusnya bisa memulai untuk membuat bangunan industri. Sayangnya mereka tidak mempunyai ekonomi yang kuat dan membutuhkan bantuan oleh negara lain.
Indonesia merupakan salah satu negara yang cocok bagi mereka untuk membantu ekonomi dan pembangunan Industri mereka. Indonesia juga membantu mengimport atau menyalurkan barang-barang agar mereka bisa melakukan pembangunan. Tapi bukan Indonesia saja yang ingin menjadi relasi bisnis agar saling membantu untuk perekonomian negara-negara berkembang.
Tidak hanya faktor ekonomi yang meninggi karena perjanjian bisnis antar negara. Banyak negara-negara di Afrika yang mulai berkembang setelah pemerintahan berganti rezim. Sejumlah negara yang memiliki pemimpin diktaktor selesai dan berdampak positif pada perekonomian negara. Tak hanya itu, angka korupsi mereka pun turun dan semua perubahan ini terjadi hanya dalam waktu enam bulan, Afrika mulai berjaya.
Mengapa Benua Afrika Identik dengan Kemiskinan?
Banyak negara mempunyai masalah kemiskinan di dunia, dari antara semua negara miskin di dunia, Negara-negara di Benua Afrika masih mendominasi daftar negara termiskin di dunia selama 2017. Perang berkepanjangan ditambah ketidakstabilan politik dan pemimpin otoriter menjadi sebab utama mengapa kemiskinan belum juga beranjak dari Benua Hitam, beberapa negara seperti maju seperti amerika dan China telah memberikan investasi tapi
sayangnya belum cukup untuk membiayai warga disana. Kemiskinan di sana disebabkan karena berbagai hal di setiap aspek.
Faktor pertama adalah investasi, selama 40 tahun terakhir tingkat investasi di Afrika semakin jatuh atau menurun, benua Afrika sering tidak dapat penghasilan yang besar karena investasi ditolak 8,5 persen jika dibanding rata-rata OECD yaitu sekitar 20 dan 25 persen, dan untuk ekonomi Asia Tenggara sebesar 30 persen. untuk seluruh benua pada 1975 dan sebagian besar investasi digunakan untuk sektor publik yang tidak penting atau tidak efisien.
Faktor kedua adalah Tingkat pertumbuhan pendidikan, kesehatan, dan sumber daya manusia di Afrika sangatlah suram. Disebabkan pertumbuhan ekonomi belum bertambah dan kurangnya orang yang mendapat pendidikan. Pada tahun 1960-an, jumlah anak yang melaksanakan pendidikan sekolah dasar secara keseluruhan hanya berkisar 42 persen. Pendidikan di Benua Afrika lebih sering didapat oleh orang kaya, dan itulah mengapa sumber daya manusia dibidang pekerjaan sangatlah sedikit. Di Afrika orang diperkirakan memiliki harapan hidup sampai umur 40 tahun saja.
Faktor ketiga adalah dampak ekonomi dari kolonisasi Afrika yang menjadi perdebatan banyak orang hingga sekarang. Sejumlah peneliti berpendapat pembangunan Di Benua Afrika dihambat oleh pemerintahan kolonial. Menurut ekonom David Kenneth Fieldhouse, efek kolonialisme benar-benar terbatas dan menjadi kelemahan utamanya di benua Afrika. Hal itu bukan karena disengaja tetapi apa yang gagal dilakukan sangatlah drastis dan berbeda. Argumen itu menandakan bahwa generasi baru orang Afrika yang bebas dari pemikiran, pola pikir kolonial bermunculan, dan hal itu mendorong transformasi ekonomi.
Faktor keempat kurangnya infrastruktur. Kurangnya infrastruktur di banyak negara di Afrika menjadi batasan paling utama terhadap pertumbuhan ekonomi dan pencapaian tujuan pemerintah. Di Afrika infrastruktur masih dibilang kurang berkembang, terutama di negara terkurung daratan dan daerah pedesaan yang jarang penduduknya.
Setelah mengetahui hal utama dari faktor kemiskinan di Afrika masih memiliki faktor lainnya, seperti halnya faktor anggaran atau bahasa. Namun, penyebab utamanya adalah faktor keuangan dan pendidikan yang sangat terbatas di Afrika.
Dari semua faktor di atas, hal-hal yang penyebab kemiskinan di Benua Afrika adalah investasi karena orang Afrika cenderung lebih sering menggunakan uang untuk sesuatu yang tidak berguna daripada berinvestasi. Hal tersebut turut menjelaskan penyebab mengapa sumber daya manusia di Afrika sangatlah kurang, karena modal untuk mendapat pendidikan cenderung terbatas.
Tautan :
https://republika.co.id/berita/qh7ee9282/covid-membuat-perekonomian-benua-afrika-makin-sulit
Penulis : Naufal Gading Radityowarman, Bian Aimar Winiarto, Farsya Zahra Nur Rachman, Dillon Sashenka Priya Rizanto, dan Laksmi Suhaila Sari, Siswa Kelas 9 SMP Lazuardi GCS