Mengenal Dunia Nyata dalam Project Based Learning
Project Based Learning
Project Based Learning (PBL) merupakan metode belajar yang telah diterapkan di Lazuardi sejak 6 tahun yang lalu. Pada akhir tahun ajaran 2018-2019, Lazuardi telah meluluskan 1 angkatan yang belajar melalui pendekatan PBL.
Pendekatan PBL dinilai sebagai pendekatan belajar yang sangat dinamis. Dimana lewat metoda ini siswa terlibat secara aktif dalam mengamati dan berupaya mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan di dunia nyata. Dikutip dari situs Edutopia, Terry Godwart, salah seorang pakar pendidikan dan pendiri Centre for Global Education, menyatakan education without action is like food without exercise. Dengan demikian, akan lebih baik jika para siswa terlibat dalam berbagai isu nyata yang terjadi di sekitar mereka pada saat ini.
Project Based Learning di Lazuardi
Sebagai salah satu sekolah yang terpilih sebagai Sekolah Adiwiyata,Lazuardi hampir selalu memasukkan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Tahun lalu kelas 5 disibukkan dengan project “Plant a Tree Plant a Life“. Tahun ini salah satu project yang berhubungan dengan lingkungan hidup adalah “Environment Shapes Our Happiness”.
Project siswa kelas 4 ini melibatkan siswa dalam upaya menjaga alam tempat tinggalnya. Siswa mempelajari tentang ekosistem, hak dan kewajiban dalam menjaga lingkungan, polusi udara karena paparan asap rokok, serta piktogram dan diagram batang. Tujuan akhir dari proyek tersebut adalah untuk memberikan solusi agar ekosistem dan lingkungan sekitar tetap terjaga keasriannya.
Siswa memulai kegiatan dengan mencari informasi mengenai berbagai ekosistem di dunia. Setelah itu siswa diminta berbagi informasi melalui aplikasi Google slide. Setelah informasi terkumpul siswa membuat miniatur dari setiap ekosistem. Selanjutnya, untuk dapat berkontribusi terhadap lingkungan siswa melakukan kegiatan sedekah ikan dan sedekah pohon setelah sebelumnya mereka menggalang dana. Penggalangan dana dilakukan melalui kegiatan wirausaha yang menyediakan berbagai produk makanan dan minuman bagi adik dan kakak kelas di sekolah.
Kegigihan siswa dalam menggalang dana, tentu saja tak lepas dari pemahaman siswa mengenai hak dan kewajiban dalam melestarikan lingkungan. Pada akhirnya, siswa berkunjung ke hutan kota Sangga Buana untuk bertemu dengan ahli lingkungan, Babeh Idin, Kunjungan ini sekaligus untuk menyerahkan dana yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk pohon dan ikan. Siswa menanam pohon secara langsung serta menebar bibit ikan di sungai di lingkungan hutan kota. Hal ini merupakan tujuan akhir proyek “Environment Shapes Our Hapiness” yaitu memberikan solusi agar ekosistem tetap terjaga.
Untuk tetap menjaga siswa memiliki kompetensi dasar sesuai usianya, siswa PBL juga akan memiliki tugas-tugas sesuai standar kurikulum. Pembelajaran akademis sesuai kurikulum ini tetap dimasukkan oleh guru ke dalam unsur-unsur pembuatan project. Misalnya untuk pelajaran math, siswa mencatat data penjualan barang untuk donasi dan menuangkannya dalam piktogram dan diagram batang.
Mengenal Kehidupan Nyata, Memberikan Solusi Bagi Dunia
Real world connections merupakan salah satu inti dari kegiatan Project Based Learning. Hal ini diwujudkan melalui kegiatan seperti melakukan kunjungan, penelitian, observasi, dan wawancara ketika siswa mengikuti program meet the experts seperti yang telah dijelaskan di atas.
Seperti yang diyakini oleh para pakar, project based learning merupakan salah satu cara terbaik untuk melepaskan energi kreatif dan potensi siswa. Kami pun berharap, masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari ini, dapat membuat pemahaman mereka semakin mendalam. Karena lewat pendekatan belajar seperti ini mereka dituntut untuk memberikan solusi, maka insyaAllah keterampilan mereka dalam memecahkan masalah semakin berkembang.