Bonus Demografi 2030 di Indonesia bagaikan Dua Mata Pisau
Bonus demografi adalah kenaikan angka penduduk produktif di sebuah tempat. Pada tahun 2030, indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi.
Orang-orang yang dikatakan berada di umur produktif adalah orang -orang di kalangan umur 15-65 tahun. Prediksi ini berlangsung di tahun 2030-2035 dengan puncaknya di tahun 2030. Pada tahun 2030, diprediksi bahwa 64% total populasi indonesia merupakan penduduk usia produktif. Bonus demografi bisa menjadi senjata kenaikan ekonomi yang pesat untuk negara kita,
Jika ini ditangani dengan baik misalnya dengan dibukanya lahan pekerjaan yang sangat luas, perusahaan terus berinovasi dan berkarya, maka ekonomi negara akan meroket. Oleh karena tenaga kerja produktif indonesia sangat banyak dan jika dimanfaatkan dengan baik ekonomi memiliki peluang besar untuk menjadi negara yang sangat kuat.
Di sisi lain, bonus demografi ini bagaikan pedang bermata dua. Tetapi sebaliknya, jika lahan pekerjaan sedikit, justru malah merosot persentase ekonomi, dan jumlah pengangguranlah yang meroket sehingga membuat populasi produktif menjadi nonproduktif. Pada saat seperti itu, masalah akan mengintai karena semua manusia butuh nafkah untuk hidup di umur produktif.
Saat seseorang memiliki tanggung jawab untuk menafkahi diri sendiri atau orang lain tapi tidak punya sumber pendapatan, masalah akan mulai berdatangan. Hal ini bisa membuat seseorang terjerat hutang, ikut berjudi, frustasi, depresi, permasalahan mental, bahkan perilaku kriminal dan juga menjadi beban ekonomi bagi bangsa Indonesia.
Mengapa BISA Terjadi?
Terciptanya Bonus Demografi di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pada tahun 1970-an, yaitu Keluarga Berencana/KB. Keberhasilan kebijakan KB berhasil menurunkan angka kelahiran. Bersamaan dengan itu, angka kematian melalui kebijakan peningkatan kualitas kesehatan. Sejak kebijakan tersebut, Indonesia mengalami transisi demografi atau perubahan struktur umur penduduk, dimana proporsi anak-anak usia 15 tahun ke bawah menurun dengan cepat, diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan peningkatan perlahan penduduk lansia. Dengan demikian, sejak sekitar tahun 1980-an, Indonesia masuk dalam era Bonus Demografi. Puncaknya diprediksi akan terjadi sekitar tahun 2030, disebut sebagai jendela peluang. Pada tahun 2030, proposi penduduk usia 15-64 tahun di Indonesia mencapai angka 68,1% dan angka rasio ketergantungan sebesar 46,9.
Bonus demografi terjadi ketika proporsi penduduk yang bekerja dalam jumlah penduduk tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang berpotensi untuk produktif dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan dari perubahan dalam struktur usia penduduk. Terutama ketika sebagian penduduk usia kerja yaitu 15 sampai 64 tahun lebih besar daripada proporsi penduduk bukan usia kerja seperti 14 tahun ke bawah dan 65 tahun keatas. Dengan kata lain, ini adalah dorongan dalam produktivitas ekonomi yang terjadi ketika ada peningkatan jumlah orang dalam angkatan kerja relatif terhadap jumlah tanggungan.
Dampak Bonus Demografi
Dampak yang dihasilkan bisa baik bagi bangsa Indonesia karena mayoritas berasal dari generasi Z. Generasi ini akan menjadi generasi yang paling unggul, yang menjadi generasi siap penerus bangsa. Hal ini karena mereka sudah mengerti Indonesia sedang mengalami apa dan kenapa sehingga kita bisa belajar dan membangun Indonesia yang lebih baik. Generasi penerus bangsa ini juga akan saling bekerjasama dalam memimpin rakyat.
Beredarnya wacana perpindahan Ibu kota, dengan adanya bonus demografi ini mungkin bisa menggunakan lahan-lahan baru untuk membuat infrastruktur yang berbeda dan lebih maju daripada negara-negara lain. Kita mungkin bisa membuat infrastruktur yang menyatu dengan alam tanpa mengganggunya. Dengan itu, tentu kita bisa menghindari masalah-masalah perubahan iklim dengan baik.
Dengan bonus demografi pastinya banyak sekali masyarakat yang produktif untuk bekerja dan membantu ekonomi Indonesia. Jika dipergunakan dengan baik oleh pemerintah seluruh Indonesia bisa seperti negara-negara yang sudah maju. Cina, yang pertumbuhan ekonominya sebelum bonus demografi beredar pada angka 6% meningkat menjadi 9,2%. Korea Selatan dari 7,3% menjadi 13,2%, dan Thailand dari 6,6% meningkat dengan sangat tajam menjadi 15,5%.
Sebagai negara yang perbedaan rakyat miskin dan kaya-nya sangat besar tentu kita bisa mengubah semua ini dan membuat Indonesia lebih makmur dengan terbagi rata. Semua anak Indonesia bisa bersekolah, dan semua orang bisa mendapatkan kerja untuk menghasilkan lebih banyak uang untuk membangun ekonomi yang maju untuk Indonesia.
Kita juga bisa menghilangkan kemiskinan sistemik. Misalnya dengan membagi semua penduduk dengan rata. Atau membantu mengajar keterampilan-ketrampilan bekerja untuk orang-orang yang ingin bekerja. Jika bonus demografi tidak dipergunakan oleh pemerintah maka yang terjadi kepada Indonesia bisa menambah beban bagi masyarakat semua.
KESULITAN LAPANGAN KERJA
Di sisi lain, juga bisa berdampak pada kesulitan mencari lapangan kerja. Dengan banyaknya masyarakat bonus demografi, tentunya banyak sekali yang ingin bekerja. Juga jika lapangan kerja hanya banyak di suatu tempat tentunya akan terjadi kepadatan di tempat tersebut, seperti di Jakarta. Dari sempitnya lapangan kerja tentunya banyak sekali timbul dampak negatif lainnya.
Tempat-tempat tertentu yang mempunyai lapangan kerja yang lebih banyak menjadi tempat yang lebih kumuh karena banyak nya penduduk di suatu tempat. Selain itu juga banyaknya sampah, kendaraan yang menimbul polusi udara, pencemaran air, penebangan pohon membuat pencemaran lingkungan menjadi psemakin arah. Pada tahun 2050 saja akan lebih banyak sampah plastik dari ikan, Jakarta sudah menjadi tempat relawan banjir, dan tanah Jakarta bisa terjadi kekurangan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.
Dengan kekurangan lapangan kerja, tentu bonus demografi bisa menjadi angka pengangguran terbanyak. Dengan adanya pengangguran yang banyak, tentu angka kriminalitas kita akan semakin naik, kejahatan dan perampokan akan terjadi di mana-mana, Indonesia akan menjadi tempat yang sangat bahaya untuk dikunjungi dan untuk tinggal.
Peran Pemerintah dan Milenial dalam Bonus Demografi
Bonus demografi adalah sesuatu yang sangat harus diperihatikan oleh pemerintah negara. Seperti yang sering disebut “Anak-anak adalah penerus masa depan”, tentu pemerintah harus mempersiapkan anak-anak untuk mengurus negara mereka, salah satunya dengan memberikan fasilitas-fasilitas agar semua anak-anak dapat belajar dengan betul-betul agar siap. Pemerintah juga harus siap membantu bonus demografi untuk dipergunakan dengan semua potensi-potensi SDM-nya.
Hal ini bisa menjadi senjata ekonomi jika lowongan kerja dibuka seluas luasnya sehingga tenaga kerja yang dimiliki bisa diwadahi. Selain luasnya lowongan kerja, juga harus ada perubahan mindset untuk para tenga kerja dari sekedar mencari uang dan pekerjaan menjadi membuka bisnis atau membuka lapangan pekerjaan.
Di era yang akan datang, kita harus siap dengan segala tantangan. Kita harus mulai bersiap-siap karena jika kita membiarkan masyarakat hidup dengan sedirinya bonus demografi akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, kita sudah harus bersiap untuk hidup di masa bonus demografi dengan memulai belajar ekonomi dengan belajar cara membuka usaha, menghemat uang dan lainnya. Dengan itu, negara kita akan setidaknya lebih maju karena memiliki tenaga kerja yang banyak untuk dapat membangkitkan ekonomi negara kita.
Ditulis oleh Zahrah Shabira Prameswari, Safira Aziza Wicaksono, dan Namira Aisha, siswi-siswi kelas 8 SMP Lazuardi Global Compassionate School.
Sumber:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/671279/biar-bonus-demografi-tak-sia-sia-harus-lakukan-apa
https://en.wikipedia.org/wiki/Demographic_dividend–https://www.youtube.com/watch?v=ZpPv7ubYJ5Y
https://www.youtube.com/watch?v=6t_o8CBDpH4&t=77s–https://blog.ruangguru.com/geografi-kelas-11-dampak-dampak-bonus-demografi-bagi-indonesia
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcc/article/view/31971#:~:text=Keadaan%20bonus%20demografi%20akan%20mengubah,usia%20non%20produktif%20semakin%20menurun.&text=Dampak%20negatif%20bonus%20demografi%20adalah%20pengangguran.-https://id.wikipedia.org/wiki/Bonus_demografi
https://www.unpad.ac.id/2017/09/menakar-dampak-negatif-bonus-demografi-kualitas-kompetensi-usia-produktif-harus-ditingkatkan/